Ditulis dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei
Di tengah gelapnya zaman kolonial, ketika pendidikan hanya untuk kaum elit, bangkitlah seorang pencerah: Ki Hadjar Dewantara. Dengan keberanian yang menyala-nyala, ia menanam "pohon pendidikan" yang akarnya menghujam kuat pada jiwa kebangsaan, batangnya tegak sebagai simbol keteguhan, dan rantingnya menjangkau setiap anak negeri yang haus ilmu.
Dari Bangsawan Menjadi Guru Rakyat
Lahir sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, ia melepas gelar kebangsawanannya untuk menyatu dengan rakyat. Pada 3 Juli 1922, ia mendirikan Perguruan Taman Siswa – sebuah taman tempat pribumi biasa bisa belajar tanpa belenggu diskriminasi.
Tiga Falsafah Abadi yang Tetap Menyala
- Ing Ngarsa Sung Tuladha
"Di depan memberi teladan" – Guru bukan sekadar pengajar, tapi living curriculum yang menginspirasi - Ing Madya Mangun Karsa
"Di tengah membangun semangat" – Pendidikan adalah proses kolaboratif penuh empati - Tut Wuri Handayani
"Di belakang memberi dorongan" – Seni mendidik dengan kepercayaan dan kebebasan
Warisan yang Tak Lapuk Zaman
Di era digital ini, semangat Ki Hadjar tetap relevan:
- Merdeka Belajar adalah gema dari "Sistem Among" yang menghargai kodrat alam anak
- Pendidikan Inklusif melanjutkan perjuangannya melawan diskriminasi
- Pelajar Pancasila mewujudkan impiannya tentang pendidikan berkarakter
Kini, 108 tahun setelah Taman Siswa berdiri, pohon yang ditanam Ki Hadjar telah tumbuh menjadi hutan rindang. Setiap daunnya adalah guru-guru yang tetap setia mengajar di pelosok negeri. Setiap buahnya adalah anak-anak Indonesia yang berani bermimpi.
"Selama masih ada anak yang bersemangat belajar, selama itu pula sang pencerah tetap hidup dalam setiap denyut pendidikan Indonesia."
Di Hari Pendidikan Nasional ini, mari kita rawat pohon warisan Ki Hadjar dengan:
- Menjadi pelita bagi yang terpinggirkan
- Mengajar dengan hati, bukan sekadar instruksi
- Percaya bahwa setiap anak adalah bintang yang punya cahayanya sendiri
Tut Wuri Handayani
Di belakang aku mendorongmu
Di samping aku mendampingimu
Di depan aku mengantarmu pada gerbang masa depan
- Ki Hadjar Dewantara -